Tugas 9 Hipotesis

Pengertian Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya

Fungsi Hipotesis

Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang perlu diuji kebenarannya oleh karena itu hipotesis berfungsi sebagai kemungkinan untuk menguji kebenaran suatu teori.
Jika hipotesis sudah diuji dan dibuktikan kebenaranya, maka hipotesis tersebut menjadi suatu teori. Jadi sebuah hipotesis diturunkan dari suatu teori yang sudah ada, kemudian diuji kebenarannya dan pada akhirnya memunculkan teori baru.

Sebagai contoh, seorang pembaca yang menemukan artikel yang bermutu tinggi di Wikipedia mungkin membentuk hipotesis bahwa artikel Wikipedia hanya bisa diredaksikan oleh sangat memenuhi syarat profesor dengan Ph.D lipat ganda. Ini bisa dianggap sebagai hipotesis, karena falsifabel; bisa disalahkan dengan menyadari bahwa siapa saja bisa meredaksikan artikel Wikipedia, menggunakan pautan "Sunting halaman ini" di atas semua halaman. Suatu eksperimen sehubungan dengan ini adalah dengan mengklik pautan itu, meredaksikan halaman, dan menyimpannya. Jika halaman yang diganti muncul, dan anda tidak mempunyai ini Ph.D ganda, hipotesis anda disalahkan, dan eksperimen berakhir.


Ciri-Ciri Hipotesis yang Baik

Karakteristik Hipotesis yang Baik
Sebuah hipotesis atau dugaan sementara yang baik hendaknya mengandung beberapa hal. Hal – hal tersebut diantaranya :
1) Hipotesis harus mempunyai daya penjelas
2) Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel-variabel-variabel.
3) Hipotesis harus dapat diuji
4) Hipotesis hendaknya konsistesis dengan pengetahuan yang sudah ada.
5) Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan seringkas mungkin.

Berikut ini beberapa penjelasan mengenai Hipotesis yang baik :
- Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa variabel
Hipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau lebih, disini harus dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel yang satu membawa perubahan pada variabel yang lain.

- Hipotesis harus Dapat Diuji
Hipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris.

- Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan-
Hipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian sebelumnya.

- Hipotesis Dinyatakan Secara Sederhana
Suatu hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk kalimat deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan hipotesis tersebut.

MENGUJI HIPOTESIS

Suatu hipotesis harus dapat diuji berdasarkan data empiris, yakni berdasarkan apa yang dapat diamati dan dapat diukur. Untuk itu peneliti harus mencari situasi empiris yang memberi data yang diperlukan. Setelah kita mengumpulkan data, selanjutnya kita harus menyimpulkan hipotesis , apakah harus menerima atau menolak hipotesis. Ada bahayanya seorang peneliti cenderung untuk menerima atau membenarkan hipotesisnya, karena ia dipengaruhi bias atau perasangka. Dengan menggunakan data kuantitatif yang diolah menurut ketentuan statistik dapat ditiadakan bias itu sedapat mungkin, jadi seorang peneliti harus jujur, jangan memanipulasi data, dan harus menjunjung tinggi penelitian sebagai usaha untuk mencari kebenaran.

MACAM-MACAM HIPOTESIS

1. Hipotesis Deskriptif

Hipotesis deskriptif, merupakan dugaan terhadap nilai satu variabel dalam satu sampel walaupun di dalamnya bisa terdapat beberapa kategori.

Contoh Hipotesis Deskriptif:

Permasalahan Penelitian: Apakah penerimaan terhadap proses “perdamaian di Poso” mempunyai perbedaan pada mereka yang berasal dari suatu lingkungan tertentu?

Assumsi:

Tingkat pendidikan yang ditempuh seseorang memungkinkan keterbukaan untuk menerima proses perdamaian.
Nilai yang dianut seseorang merupakan dasar pengaruh bagi penerimaan proses perdamaian.
Tingkat informasi yang dimiliki seseorang dapat memberikan pandangan mengenai suatu proses perdamaian.

Hipotesis Umum:

Orang yang berasal dari lingkungan sosial yang terbuka lebih mudah menerima proses perdamaian.

Hipotesis khusus:

Orang dengan pendidikan yang tinggi relatif lebih mudah menerima proses perdamaian.
Orang yang berorientasi pada nilai-nilai yang moderen lebih menerima proses perdamaian.
Orang yang memiliki banyak informasi lebih mudah menerima proses perdamaian.

2. Hipotesis Korelasional/hubungan

Hipotesis korelasional adalah hipotesis yang berisi pernyataan tentang hubungan antara dua atau lebih variabel. Jika pola hubungan antara dua atau lebih variabel bersifat kausal (sebab-akibat) , maka hipotesisnya disebut hipotesis kausalitas

Contoh Hipotesis Korelasional:

Permasalahan Penelitian: Hal-hal yang berhubungan dengan tingkat Hasil Produksi suatu Perusahaan.

Asumsi:

Jumlah tenaga ahli dalam suatu perusahaan berhubungan dengan tingkat hasil produksi
Tenaga ahli akan sulit bekerja di bawah peraturan kerja yang ketat
Peraturan kerja dalam perusahaan berhubungan dengan tingkat hasil produksi.

Hipotesis:

Semakin besar jumlah tenaga ahli dalam suatu perusahaan, semakin rendah tingkat keketatan peraturan kerja perusahaan, berhubungan dengan h menerima proses perdamaian hasil produksi yang semakin meningkat.

Hipotesis Korelasional terdiri dari hipotesis kausal dan korelasi

Hipotesis Kausalitas

Contoh Hipotesis Kausalitas:

Permasalahan Penelitian: Mengapa timbul kecenderungan melakukan tindakan kriminal dalam suatu lingkungan masyarakat.

Asumsi:

Suatu lingkungan masyarakt mempunyai suatu daya absorbsi, yaitu daya serap atau peredam terhadap suatu gejala sosial yang dapt menimbulkan goncangan
Seseorang dapat merasa frustasi apabila merasa tersisihkan dari lingkungan masyarakatnya.
Seseorang yang merasa frustasi lebih mudah dirangsang untuk cenderung melakukan tindakan kriminal.

Hipotesis:

Untuk mereka yang berada di lingkungan masyarakat yang sangat rendah daya absorbsinya jika mereka merasa semakin tersisihkan dari lingkungan masyarakat, maka mereka semakin mudah terangsang untuk cenderung melakukan tindakan kriminal.

Hipotesis korelasi

hipotesis korelasi (correlational hypothesis), merupakan hipotesis yang mengatakan dua variabel terjadi bersamaantanpa diketahui mana yang mempengaruhi yang lainnya.

Contoh:

- HA : Terdapat hubungan positif antara besarnya kompensasi dan laba perusahaan.

3. Hipotesis asosiasi

Pengukurana asosiasi merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik dalam statistik bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel

Hipotesa Kerja (Hk) dan Hipotesa Nol (Ho)

Hipotesa-hipotesa yang dirumuskan oleh peneliti, baik yang bersifat deskriftif, relasional maupun hipotesa kausalitas disebut hipotesa kerja (Hk). Supaya hipotesa kerja tersebut dapat diuji secara statistik, maka diperlukan suatu hipotesa pembanding. Dalam penelitian sosial hipotesa pembanding tersebut dibuat secara arbritrer yang berbentuk hipotesa nol (Ho). Hipotesa nol (Ho) adalah formulasi/rumusan terbalik dari hipotesa kerja (Effendi, 1989:43-45).

Contoh Hipotesa Kerja (Hk):

Tindakan agresif lebih tinggi pada kelompok masyarakat yang memiliki tingkat kepadatan yang tinggi daripada yang memiliki tingkat kepadatan rendah.
Bila persepsi tentang sikap kelompok panutan dikontrol, suami-isteri yang memiliki pekerjaan berpenghasilan tetap, mempunyai persepsi yang rendah tentang nilai ekonomis anak, dan karena itu cenderung untuk lebih menerima norma keluarga kecil. Keduanya menyebabkan persepsi mereka yang tinggi tentang manfaat penggunaan kontrasepsi moderen, sehingga niat serta penggunaan kontrasepsi moderen mereka relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan suami-isteri yang memiliki pekerjaan berpenghasilan tidak tetap.

Contoh Hipotesa Nol (Ho):

Tidak terdapat perbedaan tindakan agresif antara masyarakat yang memiliki tingkat kepadatan yang tinggi dan masyarakat yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang rendah.
Bila persepsi tentang sikap kelompok panutan dikontrol, tidak ada perbedaan yang signifikan antara pasangan yang memiliki pekerjaan berpenghasilan tetap dan berpenghasilan tidak tetap dalam persepsi tentang nilai anak, norma keluarga kecil, persepsi tentang manfaat kontrasepsi moderen, dan dalam niat menggunakan serta perilaku kontrasepsi moderen.



Referensi : http://skinhead4life-carigaragara.blogspot.com/2010/05/pengertian-hipotesis.html,http://rudokan.blogspot.com/2010/06/ciri-ciri-hipotesis-yang-baik.html,http://arimjie.blogspot.com/2012/05/jenis-jenis-hipotesis.html

0 Response to "Tugas 9 Hipotesis"

Posting Komentar